JERITAN PETANI KALA PANDEMI

DAMPAK dari wabah virus corona (covid-19) mempengaruhi Nilai ekspor barang asal Provinsi Aceh pada bulan April 2020 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan Maret 2020, nilai ekspor Provinsi Aceh sebesar 20.518.262 USD atau mengalami penurunan sebesar 47,36 persen. Nilai impor Provinsi Aceh pada bulan April 2020 tercatat sebesar 358.644 USD, nilai ini mengalami penurunan sebesar 81,53 persen dibandingkan bulan Maret 2020.

Penyebaran virus corona memberikan dampak yang besar terhadap keberlangsungan hidup petani. Para petani pada saat ini menjerit karena hasil panen yang melimpah tidak di sertai dengan permintaan pasar. Kondisi ini kian memburuk karena penurunan harga komoditi pertanian yang bukan hanya anjlok tetapi nyaris tidak ada pembeli dan keadaan petani dilapanganpun semakin hari semakin memprihatinkan, Apalagi disaat pandemi ini petani semakin mengalami kesulitan, salah satunya adalah petani kopi. Pada kajian yang telah dilakukan oleh departemen KASTRAD HIMASEP permasalahan yang dihadapi oleh petani kopi saat ini adalah rendahnya harga beli komoditi kopi ditingkat petani. Hal ini menyebabkan sulitnya para petani dalam menjual hasil panennya lantaran sebagian besar pembeli kopi mulai istirahat untuk membeli.

Wabah Covid-19 mengakibatkan vakumnya proses perdagangan kopi. Penurunan harga kopi saat ini dikarenakan tidak adanya aktivitas perdagangan kopi dunia. Harga kopi gayo terus mengalami penurunan, meskipun harga kopi dunia saat ini masih menguat. Harga kopi ditingkat pengepul (tengkulak) saat ini seperti gelondong merah dibeli Rp.6.000 sampai Rp 8.000 perbambu, dengan harga sebelumnya mencapai Rp25.000 sampai Rp 26.000 perbambu. Penurunan harga ini disebabkan oleh menumpuknya stok kopi di gudang masyarakat. Penurunan harga ini pun diperkirakan akan berlangsung lama dikarena setelah pandemi usai, butuh waktu untuk menstabilkan kembali harga kopi.

Permasalahan tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam rantai pemasaran kopi yang awalnya petani langsung menjual sendiri hasil panennya kepada pedagang besar, kini petani harus menjual hasil panen kepada tengkulak-tengkulak yang ada, walaupun dengan harga yang sangat murah. Para petani kini semakin khawatir karena mereka akan memasuki masa panen raya. Itu artinya stok kopi yang ada akan semakin bertambah. Hal ini tidak hanya mengkhawatirkan bagi petani tetapi juga membuat petani semakin menjerit. Kini petani berharap pemerintah segera mengambil langkah-langkah konkrit untuk menstabilkan harga kopi.

 

Oleh: Kastrad HIMASEP Universitas Syiah Kuala

Leave a Reply