FARMER IT: Aplikasi Kebijakan Pasar Holtikultura Sebagai Alternatif Upaya Minimalisir Kerugian Petani di era Pandemi COVID-19

Oleh: Ainun Zul Kirom (Universitas KH. A. Wahab Hasbulloh Jombang)

Indonesia merupakan negara agraris dengan Sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Indonesia memiliki iklim tropis yang mendukung kegiatan bercocok tanam. Selain itu pertanian memegang peranan penting bagi kehidupan dinegara-negara maju atau berkembang khususnya Indonesia. Pengembangan sumber daya manusia untuk pemanfaatan sumberdaya alam yang lebih efisisen merupakan progress awal membangun perekonomian nasional (Abdul Rahim, 2012).
Sayuran merupakan salah satu tanaman holtikultural. Komoditas sayuran menjadi salah satu hasil produksi pertanian cukup menguntungkan karena memiliki beberapa peranan diantaranya sebagai bahan makanan yang bergizi, menjadi sumber pendapatan dan kesematan kerja, berfungsi untuk bahan baku industri, menjadi potensi komoditas eskpor serta pasar bagi non sector pertanian (Pujiharto,2011). Merembaknya pandemic corona memberikan dampak negative terhadap kehidupan petani. Pendapatan para petani merosot tajam selain itu sayuran yang seharusnya dipanen dibiarkan begitu saja membusuk dan membuat petani merugi. Harga segala jenis sayuran kini turun drastis dipasaran karena daya beli masyarakat yang menurun akibat perekonomian yang memburuk. Jika kondisi ini terus saja berlanjut sampai dua bulan kedepan diperkirakan petani dari kalangan menengah kebawah akan mengalami bangkrut karena kehabisan modal (Media Indonesia, 2020). Hal ini sesuai dengan ungkapan Mentan Syahrul bahwa usaha tani harus memberi keuntungan. Jika sudah begitu maka akan banyak orang-orang kembali bertani. Kepala BPPSDMMP menggaris bawahi arahan dari Mentan bahwasanya petani memang harus paham tentang hukum permintaan dan penawaran untuk mengantisipasi kerugian menjelang panen, yang acapkali membuat petani merugi akibat meningkatnya suplai produksi dipasaran (Republika, 2020).
Namun, petani dalam memilih tanaman hanya berpacu pada musim pengetahuan mengenai ilmu permintaan dan penawaran pada tingkat penjualan sangat minim. Sehingga petani sering mengalami kerugian akibat hasil produksi melonjak pada saat permintaan menurun.
Hukum permintaan adalah dimana harga barang atau jasa naik namun barang yang ditawarkan menurun. Sedangkan hukum penawaran merupakan banyaknya barang yang ditawarkan pada periode tertentu oleh produsen pada konsumen ditingkat harga tertentu dimana semakin tinggi harga suatu barang yang ditawarkan maka semakin banyak jumlah yang ditawarkan (Ardiyati, 2011). Ketidakseimbangan tersebut disebabkan karena besarnya penawaran dibandingkan permintaan terhadap barang atau jasa dan bisa juga dikarenakan lebih besarnya permintaan dibandingkan penawaran (Abdul Rahim, 2012). Penawaran merupakan salah satu aspek yang menentukan keseimbangan pasar (Nurjayanti, 2011). Untuk menangani ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran, maka dibutuhkan teknologi berbasis IT sebagai sarana penyedia informasi sangat diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan pertanian.
Dengan adanya teknologi berbasis IT berupa aplikasi petani dimudahkan dalam mengakses berbagai hal melalui aplikasi tersebut. Sistem pertanian berbasis IT merupakan inovasi teknlogi jangka panjang untuk menunjang kebutuhan informasi pertanian terkait komoditas sayuran, varietas tanaman, harga jual dan faktor-faktor produksi lainnya dalam hukum permintaan dan penawaran.
Farmer IT merupakan rancangan berbasis android yang menyediakan berita informasi dengan data akurat berdasarkan pemantauan pemasaran. Selain itu Farmer IT juga menyediakan masa dari tiap-tiap varietas sayuran seperti cabai, sawi, brokoli dan lainnya serta dilengkapi dengan data statistika mekanisme pemasaran komoditas sayur sehingga petani dapat memanfaatkannya dengan membuat acuan atau jadwal tanam sesuai kebutuhan.
Untuk menangani kemungkinan yang tidak di inginkan maka perlu dilakukan kerjasama antara Dinas pertanian dan masyarakat. Keterlibatan dinas pertanian memiliki peran dalam memberikan informasi berdasarkan analisis pasar. Dengan penggunaan IT memudahkan para petani dalam melihat peluang yang menguntungkan dalam faktor produksi terutama pada sentra komoditas sayuran. Aplikasi ini mudah diakses, pengguna hanya perlu login menggunakan username dan password. Sebelum teknologi ini diterapkan maka petani diberikan penyuluhan terlebih dahulu terkait teknik pengguaan serta cara kerja aplikasi.
Ketersedian sarana dan prasarana dalam faktor produksi memang sangat diperlukan terutama informasi mengenai varietas tanaman unggul memberikan hasil panen yang maksimal. Dengan adanya teknologi berbasis android dalambentuk aplikasi yaitu Farmer IT yang menyediakan berbagai aspek khususnya komoditas sayuran serta membantu petani memahami hukum permintaan dan penawaran. Hal ini tentunya membutuhkan arahan dari dinas pertanian untuk melaksanakan bimbingan secara teknis.

DAFTAR PUSTAKA
Abd Rahim, Hj Suprapti Supardi, dan Diah Retno Dwi Hastuti, 2012. Model Analisis Ekonomika Pertanian. Edisi Pertama, Badan Penerbit UNM; Makasar. Diakses pada tanggal 21 Februari 2021.
Arida Agustina, Zakiah, dan Julaini. Analisis Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja Pada Sektor Pertanian Di Provinsi Aceh. Jurnal Agrisep, Vol. 16 No. 1. Tahun 2015. Diakses pada tanggal 21 Februari 2021.
Ahmad. Perancangan Aplikasi Komoditas Pertanian Berbasis Android.190 CRSID Journal, Vol. 7 No. 3. Oktober 2015. Diakses pada tanggal 22 Februari 2021.
Andri Adi Kusumah Skom. Perancangan Sistem Informasi SCM Produk Pertanian Berbasis Website. Media Jurnal Informatika, Vol.7 Periode Juli Tahun 2015. Diakses pada tanggal 22 Februari 2021.
Depi Gunawan,2020 “Harga Sayuran Anjlok, Petani Merugi”. Medja Indonesia, https://m.mediaindonesia.com/nusantara/338811/harga-sayuran-anjlok￾petani-merugi
Ichsan Emrald Alamsyah, “Petani Melon Cilegon Raih Untung Dibantu Penyuluh Kostratani”. https://www.republika.co.id/berita
Pontoh Raysitdho, Sutomo Wim Palar, Mauna Th, B Maramis. Permintaan dan Penawaran Beras Di Indonesia Pada Tahun 2003-Tahun 2013, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 6 No.04 tahun 2016. Diakses pada tanggal 21 Februari 2021.
Pujiharto. Kajian Potensi Pengembangan Agribisnis Sayuran Dataran Tinggi Di Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Agritech, Vol.8 No. 2 Desember 2011. Diakses pada tanggal 23Februari 2021.
Retno Dwi Puspitasari. Pertanian Berkelanjutan Berbasis Revolusi Industri 4.0. Jurnal layanan Masyarakat Universitas Airlangga, Vol. 03 No. 01 tahun 2019. Diakses pada tanggal 22 Februari 2021.

Leave a Reply